20 Mei 2014

Dua Windu Reformasi


Oleh : Sabri Hamri
 
Aku berdiri disini..
Dibawah mentari pagi…
Kudengar tangisan reformasi…
Lalu kutanya, berapa umurmu kini…
Dua windu jawabnya, lalu dia berlari..

Aku berlari mengejar reformasi…
Diiringi terik matahari …
Kupanggil sekali lagi..
sudah berapa umurmu kini..
lalu dia berhenti, dua windu jawabnya...

Kemudian kutanya, kenapa kau menangis?

Reformasi tinggal janji
Pejabatku korupsi
Penegak hukumku dibeli
Lebih baik aku mati

Toh, rakyatku sudah  berteriak  REVOLUSI



01 Mei 2014

Tolak Pendidikan Mahal


            Setiap tahun tanggal 2 mei diperingati sebagai hari pendidikan nasional (hardiknas). Harus dipahami, Hardiknas bukan sekedar mengingat kelahiran seorang pejuang pendidikan bernama Ki Hajar Dewantara. Tetapi mengevaluasi sejauh mana komitmen kita untuk menwujudkan cita-cita  Negara mencerdaskan kehidupan bangsa.
           
Hampir 69 tahun Indonesia merdeka, tetapi cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa jauh panggang dari api. Jaminan untuk setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan sekedar janji manis yang tidak dijalankan. Akses pendidikan sulit. Biaya sekolah mahal. Wajib belajar 9 tahun memang gratis tetapi tidak untuk beli seragam, buku pelajaran dan dana pembangunan. Tidak pula untuk mengenyam sekolah menengah atas. Jika sekolah mahal tentu perguruan tinggi lebih mahal. Benar apabila ada adagium orang miskin “dilarang” sekolah atau kuliah.

Haruskah pendidikan diperjualbelikan. Memasang label harga. Semakin elite sekolah semakin mahal harga yang dibanderol. Bahkan sekolah negeri sekalipun. Begitupun perguruan tinggi negeri, memiliki daftar harga yang komplit. Biaya kuliah dibagi perkelompok. Bukan lebih murah tetapi lebih mahal. Pantaskah, sekolah dan perguruan tinggi yang menjadi tempat untuk mendidik kaum intelektual muda diubah menjadi ladang bisnis untuk meraup keuntungan.


Setiap Hardiknas selalu membawa harapan dan cita untuk melihat seluruh anak bangsa mengeyam bangku pendidikan.

Ayo bersama-sama kita mewujudkan tujuan negara mencerdaskan kehidupan bangsa untuk menghapus air mata Ki Hajar Dewantara.

Selamat Hari Pendidikan Nasional
Mari tolak pendidikan mahal.

Sabri Hamri,
Presiden Negara Orang Miskin
Pemerhati Hukum, HAM dan Pendidikan

01 Mei 2013

Air Mata Ki Hajar Dewantara

Oleh : Sabri Hamri

Ki Hadjar Dewantara…
Aku sadar senyumanmu tak semanis dulu…
Aku paham Kebahagianmu tak seindah dulu…
Dalam gelap kau menangis…
Dalam sunyi kau bersedih…

Pendidikan yang kau cita-citakan dulu…
Dirampas oleh negaramu sendiri…
Kecerdasan yang kau damba-dambakan dulu…
Diperjual belikan oleh negerimu sendiri…

Sekolah rakyat mu dulu telah lekang dimakan waktu…
Taman academia mu dulu telah punah dimakan rayap…
Digantikan oleh sekolah-sekolah dan kampus-kampus berlabel harga…

Ki Hadjar Dewantara
Sudahlah kau tidak perlu menangis…
Sudahlah kau tidak perlu bersedih…
Esok, kita rampas kembali pendidikan itu…
Esok, kita berikan kembali secara gratis kecerdasan itu…

Ki Hadjar Dewantara
Percayalah kau tidak  akan pernah sendiri..
Kau akan selalu bersama kami…
Memperjuangkan pendidikan dinegeri ini…



Ujian Nasional, Bom Waktu Dunia Pendidikan

Oleh : Sabri Hamri, SH
Pemerhati Hukum, HAM dan Pendidikan

Pelaksanaan UN SMA dan SMP 2013 telah usai. Namun, niat pemerintah untuk memperbaiki karut marut ujian nasional (UN) tahun sebelumnya justru menimbulkan kekacauan luar biasa. Untuk pertama kali dalam sejarah pendidikan Indonesia pelaksaan UN ditunda di 11 provinsi. Penundaan UN tidak hanya menampar wajah pendidikan Indonesia tetapi menandakan kegagalan pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan. Keterlambatan UN di 11 provinsi di Indonesia merupakan akumulasi dari kegagalan pemerintah dalam pelaksanaan (red- pemaksaan) UN.
Ujian nasional telah menyisakan banyak permasalahan. Mulai dari penentuan kriteria kelulusan, kecurangan dalam pelaksanaan UN hingga bunuh diri yang dilakukan oleh siswa-siswi yang tidak lulus UN. Bahkan pelaksaanaan UN tahun ini lebih buruk dibandingkan tahun sebelumnya. Mulai dari kualitas lembar jawaban UN yang rendah, paket-paket soal yang tertukar dibeberapa sekolah, soal dan lembar jawaban UN yang kurang hingga kejanggalan penetapan pemenang lelang pengadaan dan distribusi bahan UN. Sehingga patut diduga terdapat permainan anggaran dalam pengadaan soal dan distribusi bahan UN. Koalisi Pendidikan yang tergabung dari Indonesian Corruption Watch (ICW) dan Forum Tranparansi Untuk Anggaran (FITRA) telah melaporkan dugaan tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

06 Maret 2013

Selamat Jalan Hugo Chavez

Oleh : Sabri Hamri
 
Selamat jalan Hugo Chavez...
Ini jalan terbaik untukmu...
Meskipun aku tahu kau tidak pernah merasakan sakit...
Karena kau berusaha sembuh dari sakitmu...
demi negaramu, demi rakyatmu...
Ini jalan Tuhan untukmu...
Tuhan tidak ingin memberikan ujian ini terlalu lama untukmu...

Selamat jalan Hugo Chavez...
Aku memang bukan rakyatmu...
Aku tidak pernah menginjakkan kaki dinegerimu...
Tapi aku dapat merasakan kebahagian rakytamu...
Aku dapat merasakan kemakmuran negerimu...

Selamat jalan Hugo Chavez...
Engkau tidak pernah mati...
Engkau akan selalu hadir dalam rindu mereka yang mencintaimu...
Pemikiranmu akan selalu hidup sampai kapanpun dan dimanapun...

03 Januari 2013

Cahaya Mata Seorang PSK

Oleh : Sabri Hamri

/1/

Kupandangi berulangkali foto itu,
Mulai basah oleh air mata
yang bercampur debu.
Terus terlintas dipikiranku,
bagaimana nasib keluargaku.

Kupandangi wajah itu satu persatu
Wajah Ummi dan Abah
Wajah Aisyah adikku
Mengingat 10 tahun yang lalu
Terakhir kali kami bertemu

Begitu besar kesalahan yang kulakukan
Mungkinkah bisa dimaafkan
Pantaskan meminta ampun kepada Tuhan
atas dosa yang kulakukan
10 tahun hidup menderita
10 tahun berlumur dosa
Hidup menjadi makhluk paling hina

Ya Allah, ampuni aku
Aku bertobat kepada-Mu
Kepada-Mu aku mengabdi
Kepada-Mu aku memohon
Aku rindu dengan ummi
Aku rindu dengan Aisyah



Kupandangi foto itu kembali
untuk yang terakhir kali
Kini 1 Syawal 1433 H
Aku rindu bertemu ummi dan aisyah
untuk yang terakhir kali,
di hari raya Idul Fitri

Nur Ain nama lahirku,
Nur keluarga memanggilkuku
Nora, para hidung belang mengenalku
Mantan seorang  PSK[1]
atau wanita tuna susila

Allah telah memanggilku
Sebelum aku sempat bertemu
AIDS telah membunuhku
AIDS telah mengakhiri hidupku

/2/

Baru kemarin rasanya
Aku memeluk tubuh ummi dan abah
Baru kemarin rasanya
Aku mencium tangan dan pipi
ummi dan abah

Baru kemarin rasanya
Ummi dan abah mengahapus
 air mata dipipiku
Baru kemarin rasanya
Aku memeluk dan mencium
 kening aisyah adikku

Baru kemarin rasanya tinggal di desa
Setiap pagi berjalan kaki
diatas pematang sawah
untuk pergi ke sekolah

Setiap siang membantu abah di sawah
Dari  menyemai padi
Hingga memanen padi

Setiap sore belajar dengan aisyah
Mengulang pelajaran sekolah
Agar  meraih prestasi disekolah

Selepas maghrib sampai isya
pergi mengaji ke mushalla
belajar ilmu agama
Agar menjadi wanita sholeha

Setiap malam berkumpul dengan keluarga
Melepas penat dan lelah dari bekerja
diruang tamu sederhana
Mendengarkan nasihat abah
Untuk aku dan aisyah

/3/

Rika temanku dikampung
Menawarkanku pekerjaan
di sebuah biro perjalanan
Gaji pun cukup menggiurkan

Aku harus bekerja
Sudah 6 bulan aku tamat SMA

Keinganan kuliah sudah sirna
Meskipun aku lulus PMDK
di universitas ternama di Jakarta

Darimana aku akan dapat biaya
Biaya masuk mencapai belasan juta
Belum termasuk biaya asrama

Apakah harus menggadaikan sawah?
Demi aku bisa kuliah
Tidak, aku tidak ingin
 keluarga bertambah susah

Aku masih beruntung
bisa tamat SMA
karena mendapat beasiswa dari Pemda
Tamatan SMA dikampung
sudah termasuk luar biasa

Dikampungku hanya sedikit
 yang bisa sekolah
Memang tidak ada sekolah murah
Sehingga anak-anak kampong
banyak  putus sekolah[2]
Mungkin sudah benar istilah
orang miskin dilarang sekolah

/4/

5 Syawal 1423 H,
Kuberanikan diri berbicara
kepada ummi dan abah
Kuutarakan niatku bekerja
merantau ke Kota Jakarta

Kuyakinkan ummi dan abah
bahwa aku akan menjaga diri disana
Semua yang kulakukan
demi masa depan keluarga

Kuyakinkan ummi dan abah
Aku akan mengirim uang
setiap bulan
Aku akan pulang kekampung
 setiap lebaran

Ummi dan abah akhirnya
memberiku izin
keluarga sudah tidak ada pilihan
Aku memang harus bekerja
untuk menutupi kebutuhan keluarga

Penghasilan dari sawah
sudah tidak bisa di harapkan
harga bibit dan pupuk semakin mahal
hama dan bencana
silih berganti berdatangan

Hanya sebahagian petani
yang mampu bertahan
Sebahagian hanya bisa pasrah
 menerima keadaan

Maghrib,7 Syawal 1433 H,
Dengan uang secukupnya
Dengan pakaian seperlunya
aku berangkat ke kota Jakarta

Berat hati rasanya
meninggalkan orangtua
tetapi ini demi masa depan keluarga
Meninggalkan kampung halaman
Tempat aku dilahirkan dan dibesarkan

Kulihat air mata ummi dan abah
Menetes membasahi pipi
Seakan tak rela melepasku pergi

/5/

Setelah melewati menempuh perjalanan
sehari  semalam
Akupun tiba di kota Jakarta
Ibukota Indonesia

Jakarta memang luar biasa
Disana sini berdiri
 hotel dan mal-mal megah

Disana sini berdiri
Apartemen-apartemen mewah

Disana sini berdiri
Gedung-gedung perkantoran

Disana sini berdiri
Gedung-gedung perkulihan

Berbeda dengan kampungku
Hanya ada pasar-pasar tradisional
Hanya ada sekolah-sekolah tua
Hanya ada rumah-rumah sangat sederhana
Sebahagian besar, berdinding rotan,
berlantai tanah, beratap rumbia

Aku harus sukses di Jakarta
seperti Rika
Bertahun-tahun bekerja
Menangkat ekonomi keluarga
Membangun rumah untuk orangtua
Memberangkatkan orangtua ke tanah suci
Membantu orang susah di kampung kami

/6/

 Tiba di Jakarta aku tinggal
di tempat rika
apartemen mewah di tengah kota

sudah seminggu lamanya
aku masih belum bekerja
akhirnya malam itu tiba,

Rika mengenalkan dengan Arman 
Badannya kekar tinggi
Penampilannya rapi
Memakai kemeja berbalut dasi

Arman banyak bertanya
Tentang diriku, masa kecilku,
sekolahku hingga keluargaku
Tentang kemampuan dan kepandaianku
Menjelaskan tentang pekerjaan baruku

Malam semakin larut
Akupun mulai merasa takut
Kepalaku mulai terasa pusing
Badanku mulai terasa linglung
Aku meminta Arman mengantarkanku pulang

/7/

Sinar mentari pagi membangunkanku
Memberikan berita buruk kepadaku

Entah bagaimana
Aku tidur tanpa busana
Kulihat di sebelahku tidak ada seorangpun
Kulihat di sekelilingku tidak ada suara apapun

Perasaan takut menghampiriku
Perlahan-lahan kubuka selimut tubuhku
Astaghfirullah,
Arman memperkosaku
Dia telah merenggut kehormatanku
Dia bukan suamiku

Hatiku hancur,
Apa gunanya hidupku
Apa kata ummi dan abah jika dia tahu

Teringat olehku
Pesan ummi dan abahku
Untuk menjadi wanita sholeha

Teringat olehku
Pesan guru ngajiku
Untuk  berpegang teguh  kepada agama

Apa gunanya aku mengerjakan shalat
Apa gunanya aku belajar mengaji
Jika aku tidak bisa menjaga kehormatan

Rika telah menipuku
Dia tega telah menjual tubuhku
Dia  seorang PSK
Keperawananku di hargai 15 juta

15 juta yang dianggap sebagai hutang
Arman memaksaku melayani
para pria hidung belang
untuk menembus semua utang
utang yang tidak pernah aku bayangkan


/8/

Setiap malam aku tidur
di hotel berbintang
bukan seorang diri
tetapi dengan pria hidung belang

Sudah tak terhitung
Berapa kali aku tidur dengan pria hidung belang
Mereka menikmati tubuhku
Tetapi tidak denganku

Setiap malam aku menangis dalam senyum
Setiap malam aku tersenyum dalam tangis

Tak terasa bulan terus berganti
Tak terasa tahun pun telah berganti
Hari demi hari terus kulewati
Hidupku seakan tidak berarti
Lebih baik aku mati

Aku mulai lupa dengan dosa
Aku mulai lupa dengan agama
Aku mulai lupa dengan Tuhan

Begitu banyak uang yang kudapatkan
Meskipun harus kubagi dua
dengan Arman[3]
Kutetepati janjiku kepada ummi dan abah
untuk mengirim uang setiap bulan
Meski aku tidak pulang setiap lebaran

Aku tidak ini mereka tau
Apa pekerjaan yang kulakukan
Aku tidak ingin mereka tau
Dari mana asal uang yang aku kirimkan
Aku tidak ingin mereka malu

/9/

Perasaanku semakin hancur
Ketika mendengar kabar abah sudah tiada
Abah meninggal karena sakit tua

Sudah berulangkali
ummi memintaku pulang
Abah rindu bertemu denganku
Abah rindu ingin melihatku

 Aku sengaja tidak pulang
menghadiri pemakaman abah
Tidak pantas bagiku berada disana
Memanjatkan doa untuk abah
Meskipun aku anaknya, tetapi aku seorang PSK


Abah kini telah tiada
Sewaktu masih hidup
Begitu berat beban yang dipikulnya
Membanting tulang demi keluarga
Abah tak pernah berhenti bekerja
Dari pagi hingga petang
Dikala panas dan hujan
Semua abah lakukan
demi ummi dan anak-anaknya

Begitupun dengan ummi
Seorang wanita mulia
Tidak pernah mengeluh kepada abah
sebagai seorang istri
Tidak pernah mengeluh kepada anak-anaknya
sebagai seorang ibu
Ummi sangat menyayangi kami

Ummi dan Abah
 maafkan nur,
Nur telah durhaka kepada kalian
Nur melupakan semua nasihat kalian
Nur tidak bisa menjadi cahaya mata bagi kalian
sesuai dengan nama Nur
Ummi dan abah
Nur rindu kepada kalian

/10/

Akhirrnya tiba apa yang kutakutkan
 aku divonis menderita HIV[4]/AIDS[5]
sebuah penyakit mematikan
Untuk apa aku harus bertahan
Hidup dalam segala penderitaan
Aku pun menggugat Tuhan

Ya Allah,
Apa dosaku kepada-Mu
Apa salahku kepada
Jawab Ya Allah
Apakah Engkau tuli
Apakah Engkau bisu

Mampukah aku
bertahan lebih lama
Mungkingkah aku
akan mendapat mukjizat- Nya
Mendapatkan kesempatan
 hidup lebih lama
Mendapat kesempatan
bertemu dengan mereka

Bersujud di kaki ummi
Berdoa di makam abah
Mencium dan memeluk Aisyah

Aku diam dalam kesedihan
Aku kalap dalam kekesalan
Malam itu aku bertemu Rika dan Arman


 Aku pun membunuh mereka
Orang yang telah menjual tubuhku
Orang yang telah merenggut kehormatanku

/11/

Vonis ketidakadilan
mengantarkanku ke balik jeruji besi
aku terbukti bersalah
dan dijatuhi hukuman mati

Pantaskah aku
menerima hukuman mati
Hukum memang tidak adil
Aku bukan koruptor
Aku hanya membela diri

Aku tidak pernah
merampok uang rakyat
Aku tidak pernah
membunuh jutaan rakyat
karena mati kelaparan

Kupandangi foto itu kembali
untuk yang terakhir kali
Kini 1 Syawal 1433 H
Aku rindu bertemu ummi dan aisyah
untuk yang terakhir kali,
di hari raya Idul Fitri

Allah telah memanggilku
Sebelum aku sempat bertemu
AIDS telah membunuhku
AIDS telah mengakhiri hidupku[6]

Tanjungpinang, 28 Oktober 2012




[1]  PSK adalah para pekerja yang bertugas melayani aktifitas social dengan tujuan untuk mendapatkan upah atau imbalan dariyang telah memakai jasa mereka tersebut (Koentjoro, 2004 : 26). Jika dilihat dari pandangan yang lebih luas. Kita akan mengetahui bahwa sesungguhnya yang dilakukan pekerja seks adalah suatu kegiatan yang melibatkan tidak hanya si perempuan yang memberikan layanan seksual dengan menerima imbalan berupa uang, tetap adalah suatu kegiatan perdagangan yang melibatkan banyak pihak.
[2]  Berdasarkan  Laporan Education for All Global Monitoring Report yang dirilis UNESCO 2011, tingginya angka putus sekolah ini menyebabkan peringkat indeks pembangunan Indonesia  rendah. Yakni, peringkat 69 dari 127 negara dalam Education Development Index. Bahkan, pada tahun 2010 anak-anak di usia 7-15 tahun yang terancam putus sekolah mencapai 1,3 juta. Di Jakarta sendiri, angka putus sekolah tingkat SD pada tahun 2009 mencapai 14.341, dan SMP mencapai 2.510 anak. Data lain juga menunjukkan hal yang sama. Pada tahun 2009, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengungkapkan, jumlah anak putus sekolah SD rata-rata 600.000 hingga 700.000 siswa per tahun. Sementara itu, jumlah anak putus sekolah SMP rata-rata 150.000 sampai 200.000 orang siswa setiap tahunnya.
[3]   Rata- rata tarif Pekerja Seks Komersial sekitar Rp 500.000,-. Bahkan seorang Pekerja Seks Komersial asal China, Thailand, Uzbeskistan, Spanyol dan lain-lain mencapai Rp 1.500.00,- sampai dengan Rp 3.000.000,- untuk short time. Sumber : http://www.beritasatu.com/megapolitan/13770-jakarta-surga-di-kala-malam.html
[4]  HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya atau melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia. Virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan kita untuk berkembang biak. Secara alamiah sel kekebalan kita akan dimanfaatkan, bisa diibaratkan seperti mesin fotocopy. Namun virus ini akan merusak mesin fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga lama-kelamaan sel kekebalan kita habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak. HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain.
Sumber : http://aids-ina.org/modules.php?name=FAQ&myfaq=yes&id_cat=1&categories=HIV-AIDS
[5]  AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome. AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS
[6]   Berdasarkan laporan perkembangan HIV di Indonesia, Triwulan I, tahun 2012, sejak pertama kali ditemukan (1987) sampai dengan Maret 2012 kasus HIV/AIDS tersebar di 368 (73,9%) dari 498 kabpaten/kota di seluruh (33) provinsi di Indonesia. Provinsi pertama kali ditemukan adanya kasus HIV/AIDS adalah Provinsi Bali (1987), sedangkan yang terakhir melaporkan adanya kasus HI (2011) adalah Provinsi Sulawesi Barat. Kasu HIV sampai dengan  tahun 2005 jumlah kasus HIV yang dilaporkan sebanyak 859 kasus, tahun 2006 (7.195 kasus), tahun 2007 (6.048 kasus), tahun 2008 (10.362 kasus), Januari- Maret 2012 (5.991 kasus). Jumlah kumulatif kasus HIV yang dilaporkan samapai dengan Maret 2012 sebanyak 82.870 kasus. Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu di DKI Jakarta (20.126 kasus), diikitu Jawa Timur (6.092), Papua ((8.000 kasus), Jawa Barat (6.092 kasus), dan Sumatera Utara (5.405). Kasus AIDS sampai dengan tahun 2004 jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sebanyak 2.682 kasus, tahun 2005(2.639 kasus), tahun 2006 (2.873 kasus), tahun 2007 (2.947 kasus), tahun 2008 (4.969 kasus), tahun 2009 (3.863 kasus), tahun 2010 (5.744 kasus), dan tahun 2011 (4.126 kasus), Januari Maret 2012 (551 kasus). Jumlah kumulatif kasu AIDS dari tahun 1987 sampai dengan Maret 2012 sebanyak 30.430 kasus. Persentasi kumulatif kasus AIDS tertinggi pada kelompok umur 20-29 tahun (46%0, kemudian diikuti kelompok umur 30-39 tahun (31,4%0,  40-49 tahun (10,2%), 15-19 tahun (3,2%). Persentasi kasus AIDS pada laki-laki sebanyak 71% dan perempuan sebanyak 28 %. Jumlah Kasus AIDS tertinggi aadalah wiraswasta (3.481 kasus0, diikuti ibu rumah tangga (2.998 kasus), tenaga non-profesional (karyawan) (2.882 kasus), petani/peternak/nelayan (1.051 kasus), buruh kasar (1.002 kasus), anak sekolah/mahasiswa(885 kasus), dan penjaja seks (702 kasus). Jumlah kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari DKI Jakarta (5118 kasus), diikitu Jawa Timur (4463), Papua (4669 kasus), Jawa Barat (4043 kasus), Bali (2582 kasus), Jawa Tengah (1630 kasus), Kalimantan Barat (1269 kasus), Sulawesi Selatan (930 kasus), Riau (731 kasus), dan DIY (536 kasus). Angka kematian (CFR) AIDS menurun dari 40% pada tahun 1987 menjadi 0,2% pada tahun 2012.
Sumber : http://www.spiritia.or.id/Stats/StatCurr.php?lang=id&gg=1